Get me outta here!

Kamis, 10 Februari 2011

Dunia Fatamorgana

“Dunia adalah hiasan yang menggiurkan, barang siapa yang
memanfaatkannya secara hak (benar), niscaya ia di berkati hidupnya.
Namun betapa banyak orang yang tergiur
oleh keindahannya dan
memanfaatkannya sebagai pemuas nafsu belaka, maka tiadalah balasan bagi
mereka pada hari kiamat kecuali neraka”.(Hr. ath-Thabrani)


Sahabat
yang budiman, ibarat panah dunia mempunyai tiga macam anak panah, yaitu
panah kesengsaraan, panah perlindungan dan panah pengharapan. Siapapun
yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya maka ia akan tertancap
anak panah kesengsaraan, dan ia akan lelah diperbudak dunia. Mereka
yang menjadikan dunia sebagai perlindungan maka ia akan tergores anak
panah kesombongan, karena kesenangan akan dunia sering kali membuka
tabir keangkuhan. Dan mereka yang menjadikan dunia sebagai pengharapan
ia akan tergores anak panah kekecewaan, karena dunia tidak selalu
menjanjikan kebahagiaan.

Ketahuilah, dunia yang kita singgahi
ini seperti fatamorgana, disangka memiliki hakekat yang tetap padahal
tidak. Dikejar untuk digapai tetapi tidak pernah sampai. Orang yang
kehausan menyangkanya sebagai air, tetapi setelah didekati tidak nampak
apa-apa. Banyak orang bijak menasehati, orang yang mengejar dunia
dengan melupakan akherat adalah orang yang tidak berakal. Sebab mereka
lebih mendahulukan khayalan dari pada kenyataan, lebih mendahulukan
kenikmatan sesaat dari pada kenikmatan abadi. Dan lebih mendahulukan
negeri yang fana dari pada yang kekal.

Renungkanlah sebuah
syair dari ulama salaf memberi nasehat buat para pencinta dunia :"Wahai
penikmat kehidupan dunia yang akan habis dan fana, sungguh kalian
tertipu oleh bayang-bayang semu, duh tololnya “.Sadarilah, sedikit saja
seseorang terkesima dan tergoda oleh pengaruh kehidupan duniawi, maka
ia akan tenggelam ke dalam lautan ketidakpuasan yang sangat dalam. Oleh
karenanya peranan keyakinan manusia terhadap suara imannya akan sangat
besar pengaruhnya bagi pembentukan pribadi yang tidak mudah tergoda.
Dan cara yang paling baik adalah berusaha untuk selalu meningkatkan
ketaatan yang sempurna. Marilah, Sempurnakan niat dan keikhlasan,
sempurnakan jasmani yang selalu tertata dalam kebersihan, sempurnakan
aqidah agar tidak terkotori oleh kesyirikan dan sempurnakan amalan agar
tetap berada dalam bingkai kebenaran. Itulah ciri khas pribadi dan
masyarakat bertauhid.


Sahabat, barang siapa yang hatinya
dipenuhi dengan urusan dien (agama), maka ia akan mendapat kemudahan
dalam menghadirkan niat untuk berbuat kebaikan. Sebab ketika hati telah
condong kepada pangkal kebaikan, iapun akan terdorong untuk
cabang-cabang kebaikan lainnya. Dan ketahuilah, barang siapa yang
hatinya condong kepada dunia maka ia akan mendapatkan kesulitan besar
untuk menghadirkan kebaikan. Orang yang berakal tidak akan memanfaatkan
dunia ini sebagai sesuatu yang mengikat dirinya. Ia mengambil dunia
hanya untuk menunjang ibadah dan amalnya. Demikian juga, walaupun dunia
itu terasa nikmat dan disukai namun ia tetap bukan sesuatu yang kekal.
Pernah dikatakan oleh Sahl Bin Abdullah : “Siapa yang senang pada
sesuatu yang tidak layak disenangi, maka ia telah mendatangkan
kesusahan yang tak habis-habisnya.”

Jadikanlah diri kita hamba
yang selalu istiqomah, sebab orang yang istiqomah akan menempatkan
semua godaan dan tipuan dunia sebagai I’tibar (pelajaran) berharga bagi
dirinya. Hadirkanlah selalu cahaya keyakinan dalam qalbu, sehingga kita
mampu menutupi gemerlapnya dunia dengan kewaspadaan dan perhitungan
yang matang. Sungguh sahabat, cahaya keyakinan itulah yang akan
memberikan kesempatan meraih cintanya Allah Swt. Hanya dengan rahmat
Allah dan karunia-Nya sajalah kita akan memperoleh kebahagiaan.
Allahlah tempat segala makhluk dikembalikan. Hanya Dia-lah yang mampu
memberikan kekuatan dalam hidup yang penuh dengan godaan dan cobaan.
Berdoalah, berharaplah ampunan sebab kasih sayangnya tak terbatas,
curahan rahmatnya begitu luas.

0 komentar:

Posting Komentar